Sleep time and let's dream as much as you want
and quickly awake to make it real.
Sambil TERSENYUM, katakan
pelan2 dengan penuh syukur demikian, "Pikiran saya ibarat taman berisikan
bunga-bunga bermekaran yang semerbak mewangi, elok rupanya, dan disukai banyak
orang. Di taman pikiran saya, hanya tertanam hal-hal positif yang memberi manfaat
dan menyebarkan kebaikan bagi orang banyak".
Terbanglah
lebih tinggi di atas persoalan..
Perspektif yang lebih tinggi mungkin tidak membuat masalah menjadi lebih
kecil namun membuat pandanganmu lebih luas untuk menyelesaikan
persoalanmu. Sehingga kau tidak hanya sanggup berdoa ,"Tuhan, saya punya
masalah besar....". Tetapi kau berani untuk berkata, "Hai masalah, saya
punya Tuhan yang Maha Besar".
Hidup ini bukan tentang bagaimana Dunia bersikap kepadamu tetapi bagaimana kamu bersikap merespon Dunia.
Niatkan selalu memberi yang terbaik, maka kau akan menerima yang terbaik.
Jika menyadari bahwa semua yang ada hanyalah titipan, maka makna kehilangan akan sangat berbeda.
Serangga mungil bernama Lebah Madu panjang tubuhnya hanya sekitar 2,5 cm. Bila dibandingkan antara panjang tubuh, berat tubuh, dan ukuran sayapnya, secara perhitungan matematis lebah madu seharusnya tidak mampu terbang sama sekali; karena ukuran dan ketebalan sayapnya tidak memungkinkan dia mengangkat berat tubuhnya. Sayangnya, Lebah Madu tidak tahu bahwa ia tidak bisa terbang. Yang ia tahu hanyalah berusaha dan berusaha terbang serta melakukannya dengan penuh antusiasme. Hasilnya, ia mampu terbang hingga 1.600 km dalam seminggu. Anda siap menjadi seperti Lebah Madu ??
Banyak orang tinggal jauh dari medan pertempuran namun batinnya terus berperang. Memang tidak ada jalan menuju world peace tanpa Inner Peace.
HYPNOPARENTING
Menurut Charles Tebbets, ada lima cara untuk bisa melewati filter informasi masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Memahami hal ini akan membantu tugas-tugas kita sebagai orang tua dan guru :
1. Pengulangan/repetisi
Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten atau berulang akhirnya akan masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi kebiasaan. Contohnya seorang anak yang selalu dikatakan “bodoh” atau “tidak bisa” atau “selalu tidak teliti” oleh orang di sekitarnya membuat anak ini akhirnya percaya bahwa ia benar-benar bodoh dan tidak teliti. Selanjutnya, pikirannya akan memerintahkan seluruh mekanisme tubuh guna mewujudkan hal itu. Jadi ia bodoh, bukan karena tidak punya kapasitas untuk pintar namun lebih karena didikte oleh program “bodoh” yang telah ter-install dalam pikirannya.
2. Identifikasi kelompok/keluarga
Kita hidup dalam keluarga yang memiliki latar belakang budaya tertentu. Kita akan mengikuti keibasaan yang ada dalam keluarga, kelompok gang atau masyarakat. Kebiasaan ini adalah program yang akhirnya kita terima secara bawah sadar. Contohnya, cara berbicara, cara sembahyang, cara makan, cara berpakaian, cara menerima sesuatu, termasuk cara berpikir. Jika kita dibesarkan di benua lain apakah mungkin kita akan berpikir dan bersikap seperti sekarang? Jawabannya belum tentu.
3. Ide yang disampaikan oleh figur yang dipandang memiliki otoritas
Apa yang disampaikan oleh seseorang yang dipAndang memiliki otoritas, seorang pakar, seorang yang kita hormati dan kagumi, akan dapat dengan mudah diterima oleh pikiran bawah sadar. Secara tidak sadar kita langsung membenarkan apa yang diucapkan,apalagi jika yang diucapkan masuk akal bagi kita. Contohnya adalah kata-kata seorang dokter, sedangkan bagi anak-anak figur yang dipAndang memiliki otoritas adalah orang tua dan guru.
4. Emosi yang intens
Peristiwa yang disertai dengan muatan emosi yang intens, baik ituemosi positif maupun emosi negatif akan sangat membekas dalam pikiran bawah sadar. Contohnya adalah phobia dan trauma atau bahkan saat anak dapat raport dengan nilai yang tidak diharapkan orang tua (harus masuk 10 besar), kemudian marah dengan intensitas emosi yang kuat dan mengatakan “Dasar anak bodoh”.
5. Hipnosis
Hipnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi yang mampu melewati pikiran sadar. Dengan teknik komunikasi yang khas, kita bisa melewati pikiran sadar dengan cara menonaktifkan sesaat pikiran sadar untuk langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar. Saat pikiran sadar non aktif atau lebih tepat disebut pasif, kekuatan sugesti bisa menjadi sembilan kali leibh kuat dibandingkan dengan situasi biasa. Bahkan hipnosis memungkinkan kita meng-install program barudan meng-uninstall program negatif dengan cepat dan efektif tanpa gangguan pikiran sadar yang biasa mengajukan sebagai pertanyaan dan alasan.
Ada beberapa cara dalam melakukan pemrograman
ulang, yaitu :
1. Mencari sisi-sisi kelebihan anak untuk diberikan penguatan berupa pujian. Saya yakin setiap anak mempunyai kelebihan. Namun, dalam hal ini orang tua harus realistis, buka mengada-ada. Kalau sampai pujain itu terarah pada kondisi yang tidak ada dalam diri anak, maka anak akan merasa hal itu sebagai sindiran atau olok-olok.jika anak merasa demikian, yang terjadi bukannya melakukan pemrograman ulang, melainkan menguatkan program negatif yang sudah ada. Khusus dalam hal ini, saya menyarankan agar pujian lebih bersifat pada perilaku atau potensi, bukan semata-mata karena tampilan fisik anak. Sebab, yang akan diprogram ulang adalah sikap mental, bukan fisik anak.
1. Mencari sisi-sisi kelebihan anak untuk diberikan penguatan berupa pujian. Saya yakin setiap anak mempunyai kelebihan. Namun, dalam hal ini orang tua harus realistis, buka mengada-ada. Kalau sampai pujain itu terarah pada kondisi yang tidak ada dalam diri anak, maka anak akan merasa hal itu sebagai sindiran atau olok-olok.jika anak merasa demikian, yang terjadi bukannya melakukan pemrograman ulang, melainkan menguatkan program negatif yang sudah ada. Khusus dalam hal ini, saya menyarankan agar pujian lebih bersifat pada perilaku atau potensi, bukan semata-mata karena tampilan fisik anak. Sebab, yang akan diprogram ulang adalah sikap mental, bukan fisik anak.
2. Mengkondisikan anak agar menemukan
momen-momen sukses, apapun bentuk kegiatannya. Misalnya dalam pertandingan
sepakbola yang sangat ia sukai, anak Anda mampu membuat gol yang menjadi
kebanggaan timnya. Momen sukses ini sebaiknya Anda manfaatkan untuk memberi
penguatan bahwa si anak bisa berprestasi. Kali ini, prestasi dia adalah membuat
gol pada pertandingan sepak bola. Jika Anda mengatakan bahwa ia termasuk anak
yang mampu berprestasi, lambat laun ia akan membuktikan apa yang Anda katakan
itu adalah keniscayaan. Jika di lain
kesempatan, anak mendapatkan prestas dibidang lain, sesegera mungkin memberi
penguatan, agar lambat laun anak percaya bahwa dirinya memang anak yang
berprestasi. Inilah yang saya sebut dengan spontan reward positif.
3. Upayakan anak dapat merekam perasanya saat
mencapai prestasi dan bisa memanggil perasaan itu kembali saat dibutuhkan.
Untuk itu, diperlukan alat bantu, yakni simbol-simbol sukses yang pernah ia
capai. Misalnya, hadiah-hadiah, sertifikat, piagam, medali saat ia berprestasi.
Arahkan agar anak tidak menyimpan “benda-benda kenangan indah” itu di dalam
almari yang tak terlihat. Sebaliknya, sarankan agar ia berani “memajang” (tanpa
bermaksud pamer berlebihan) di sudut ruangan atau dikamarnya yang sewaktu-waktu
bisa terlihat anak. Tujuannya adalah terus-menerus memanggil perasaan sukses
itu oleh anak. Jika suatu saat anak “terpuruk” secara emosional, orang tua atau
keluarga yang lain dapat mengingatkannya, bahwa ia sebenarnya termasuk anak
yang berprestasi,dengan bantuan simbol-simbol itu. Bahkan jika perlu, mintalah
anak untuk menulis kisah suksesnya.
Jika kisah sukses itu telah tertulis, sebaiknya
tulisan anak sendiri, tempelkan kisah sukses itu di tempat yang mudah dilihat
anak. Di dalam kamar anak, misalnya. Hal ini akan memberi sugesti anak untuk
terus menyenangi perasaan sukses itu, agar di aterpancing untuk menciptakan
kisah sukses yang kedua. Jika kisah suksesnya tak terlalu berkaitan dengan
prestasi akademiknya, sabarlah… hal itu merupakan rangkaian darimomenperbaikan
kepercayaan dirinya.
4. Berilah penguatan (affirmasi) positif, yakni pernyataan penguatan tentang momen sukses anak. Misalnya, dengan mengatakan “kamu memang anak yang gigih” atau penguatan lain yang mengarah pada hal positif. Melalui penguatan ini, perlahan-lahan kepercayaan negatif anak akan luntur. Kemudian, akan tumbuh kepercayaan baru yang jauh lebih positif. Tentu saja affirmasi ini tidak cukup dilakukan sekali. Sebaiknya diupayakan berkali-kali dengan bentuk kalimat yang berbeda-beda atau bahkan cukup dengan acungan jempol, tepukan pundak, dan sebagainya. Tetapi, yang perlu diingat dan dihindari adalah adanya affirmasi positif yang monoton sehinggamalah terkesan mengejek. Ingat, intonas Anda sangat menentukan makna.
4. Berilah penguatan (affirmasi) positif, yakni pernyataan penguatan tentang momen sukses anak. Misalnya, dengan mengatakan “kamu memang anak yang gigih” atau penguatan lain yang mengarah pada hal positif. Melalui penguatan ini, perlahan-lahan kepercayaan negatif anak akan luntur. Kemudian, akan tumbuh kepercayaan baru yang jauh lebih positif. Tentu saja affirmasi ini tidak cukup dilakukan sekali. Sebaiknya diupayakan berkali-kali dengan bentuk kalimat yang berbeda-beda atau bahkan cukup dengan acungan jempol, tepukan pundak, dan sebagainya. Tetapi, yang perlu diingat dan dihindari adalah adanya affirmasi positif yang monoton sehinggamalah terkesan mengejek. Ingat, intonas Anda sangat menentukan makna.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan orang
tua dalam rangka membuat jiwa anak menjadi lebih kuat. Secara umum
langkah-langkah tersebut adalah :
1. Tidak memanjakan anak
Memanjakan anak itu ibarat memberikan racun
berbalut gula. Tanpa sadar orang tua bermaksud melindungi, menyayangi, tak mau
mebebani, hal itu berakibat pada penghancuran anak secara perlahan tapi pasti.
Hal itu akan tergambar pada kepribadian anak yang lemah dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan hidup. Bagaimana gambaran singkat perilaku memanjakan itu?
Memanjakan berarti memenuhi segala hal yang diminta anak, bukan memberi sesuatu
yang anak perlukan. Lambat laun, tindakan ini membuat anak tak bisa membedakan
antara sesuatu yang mereka inginkan dengan yang mereka butuhkan.
2. Tidak pilih kasih
Pilih kasih berarti memperhatikan anak dengan
tidak proporsional. Perhatian orang tua “pilih kasih” biasanya akan menjadi
berbunga kalau anak mempunyai sesuatu yang membanggakan atau menyenangkan hati
orang tua. Namun, untuk anak yang “biasa-biasa saja” prhatian orang tua juga
akan biasa-biasa saja. Karena itu, prinsip utama yang harus dipegang dalam
kondisi ini adalah semua anak harus dicintai bagaimanapun keadannya.
3. Mau menerima perbedaan pendapat dengan anak
Sebagai orang tua kita harus dapat menerima
perbedaan dengan anak. Mengapa? Sebab anak tak mungkin selalu salah dan orang
tua tak mungkin selalu benar. Jangan sampai anak yang mempunyai pendapat
berbeda dianggap sebagai anak yang kurang ajar atau melawan orang tua. Ada
sejumlah manfaat jika kita mau mempertimbangkan perbedaan pendapat dengan anak,
yaitu :
• Merangsang suasana dialogis antara orang tua
dan anak dengan alasan-alasan yang rasional
• Mendekatkan hubungan anak dan orang tua
• Melatih anak atau orang tua untuk berjiwa
besar jika pendapatnya terbukti tidak benar
4. Tidak membanding-bandingkan anak dengan orang
lain
Membandingkan anak dengan orang lain itu ibarat pisau tajam yang mampu menyayat hati yang terdalam. Alasan negatif yang mendorong hal ini terjadi, biasanya agar anak malu meliha orang lain yang berhasil. Sedangkan alasan positif yang biasa diutarakan orang tua adalah agar anak terpacu motivasinya untuk mencontoh, meneladani atau bahkan melampaui prestasi orang lain. Sebenarnya tindakan membanding-bandingkan ini lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positif yang bis diambil. Sebab, membandingkan anak dengan pihak lain anak akan merasa dirinya sebagai pecundang, merasa salah atau ada ketidak beresan, sementara pihak lain yang dijadikan pembanding adalah orang yang sempurna. (Ingat permainan kita dalam menebak kotak di depan)
Membandingkan anak dengan orang lain itu ibarat pisau tajam yang mampu menyayat hati yang terdalam. Alasan negatif yang mendorong hal ini terjadi, biasanya agar anak malu meliha orang lain yang berhasil. Sedangkan alasan positif yang biasa diutarakan orang tua adalah agar anak terpacu motivasinya untuk mencontoh, meneladani atau bahkan melampaui prestasi orang lain. Sebenarnya tindakan membanding-bandingkan ini lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positif yang bis diambil. Sebab, membandingkan anak dengan pihak lain anak akan merasa dirinya sebagai pecundang, merasa salah atau ada ketidak beresan, sementara pihak lain yang dijadikan pembanding adalah orang yang sempurna. (Ingat permainan kita dalam menebak kotak di depan)
5. Berhati-hati dalam berkata-kata dengan anak
Kadangkala kata-kata itu seperti air segar
penawar dahaga, namun kadangkala kata-kata juga seperti pedang yang mampu
merobek hati. Untuk itu, sebagai orang tua, sudah semestinya jika kata-kata
yang kita sampaikan kepada anak adalah kata-kata yang positif, bukan kata-kata
yang negatif mampu meracuni atau membuat cacat jiwa anak. Karena itu, orang tua
perlu perhatian dalam hal :
• Membiasakan memberi pengertian pada anak, bukan
dengan marah-marah atau mengomel sepanjang hari.
• Hindari mengutuk, memaki-maki, mengumpat,
apalagi mengancam.
• Hindari kata-kata yang bersifat sinis, ketus,
sengak.
6. Memberikan hukuman yang mendidik jika anak
melakukan kesalahan fatal
Memang sering terjadi kesalah kaprahan dalam
konsep mencintai anak. Orang tua sering merasa tidak tega utuk menghukum anak.
Hal ini menyebabkan anak menjadi merasa apapun diperbuatnya selalu benar.
Akibatnya, anak akan berkembang menjadi pribadi yang tidak realistis dan tidak
mempunyai daya tahan yang cukup dalam menghadapi permasalahan. Artinya, anak
harus mendapatkan hukuman yang POSITIF manakala ia melakukan tindakan yang
fatal.
7. Memberikan pengertian yang mencukupi tentang
stress pada anak
Hidup tak selalu mulus, kadang bergelombang,
kadang pula sangat terjal. Untuk itu, sebagai orang tua, kita perlu memberikan
bekal pada anak tentang “paradigma yang positif” terhadap kehidupan. Sedih dan
gembira adalah suatu kenyataan yang akan datang silih berganti. Tak perlu terlalu
gembira hingga lupa diri, tak perlu terlalu terluka berdarah-darah saat
menghadapi masalah. Ajarkan pada anak-anak untuk senantiasa bersyukur saat
menemui kebehasilan dan bersabar saat mendapati kegagalan. Sebab, bersyukur itu
berpahala, bersabar pun berpahala. Dengan memberi pengertian sederahana ini
sebenarnya kita telah menanamkan kecerdasan spiritual pada anak-anak kita.
Setelah mental anak kuat, maka langkah
selanjutnya adalah memberikan dukungan atau memotivasi agar potens yang ada
semakin berkembang. Namun sungguh mengherankan, banyak orang tua yang bermaksud
mengobarkan motivasi anaknya agar berprestasi, tetapi cara-cara yang ditempuh
sering melukai emosional anak. Contohnya sebagai berikut :
Semestinya kamu belajarkeras seperti adikmu itu
(membandingkan). Masa kakak kok prestasinya kalah sama adiknya (mengejek).
Sungguh, kalau prestasimu tidak bisa sebaik adikmu, kamu tidak akan dibelikan
…… (mengancam).
Memang, ada anak ang mungkin saja terlecut
motivasinya saat dibandingkan diejek dan diancam. Tetapi yang harus Anda ingat,
dorongan berprestasi yang dilatar belakangi motivasi negatif, justru akan
memicu persoalan-persoalan emosional yang lain.
Jika Anda ingin anak-anak Anda termotivasi untuk
belajar, hal yang tidak boleh dilupakan oleh orang tua dan guru adalah
pemeliharaan emosi anak. Salah satu dari pemeliharaan emosi terpusat pada
penyediaan suasana yang mendukung dalam keluarga. Anak yang terus menerus
diberi dukungan mempunyai kesempatan jauh lebih besar untuk berhasil di sekolah
dan kehidupan.
Anak-anak secara khusus membutuhkan dukungan dan penghiburan ketika :
Anak-anak secara khusus membutuhkan dukungan dan penghiburan ketika :
1. Mereka mempunyai masalah
Anda tak bisa memAndang sepele masalah anak,
meskipun masalah itu tampak kekanak-kanakan. Anak perlu didukung agar mereka
mampu menyelesaikan masalahnya, bukan lari dari masalah. Sebab, sesungguhnya
masalah itu pula yang akan menguatkan otot-otot mental mereka dalam belajar
problem solving. Anak-anak perlu didorong untuk belajar risk taking dalam
ukuran yang sewjarnya. Namun begitu, Anda tetap bisa berperan sebagai
pendamping tanpa harus tergelincir pada sikap mengambil alih persoalan anak.
2. Masa transisi
Bagi anak bahkan untuk orang dewasa mengalami
masa transisi atau perubahan tentu akan menguras energi dalam upaya
“penyesuaian”. Peralihan dari pra sekolah menuju sekolah dasar, yang dalam masa
peralihan itu anak akan menemui lingkungan baru, temant-teman baru, guru-guru
yang baru juga. Semua itu cukup menimbulkan ketidak nyamanan anak. Maka, wajar
jika sering ditemui anak kelas 1 SD yang menangis. Stress biasa ditunjukkan
dengan gejala pusing, mual, sakit perut dan sebagainya saat hari pertama masuk
sekolah.
Untuk itu, Anda perlu memberikan
dukungan-dukungan emosional agar anak Anda bisa melalui dan menghadapi masa
transisi itu dengan baik. Beberapa YANG PERLU dicermati sebagai masa transisi
adalah pindah rumah, pindah sekolah, pindah pengasuhan, masa Pubertas, dan
sebagainya.
3. Mereka sudah berusaha keras, tetapi belum
berhasil.
Kadangkala usaha keras anak-anak Anda tidak
serta merta membuahkan keberhasilan. Tentu hal ini akan membawa rasa frustasi
bagi mereka. Akibat lanjutannya dia bisa patah arang dalam berusaha. Untuk itu,
sebagai orang tua sebaiknya fokus Anda bukan pada seberapa hasil capaian anak,
melainkan pada seberapa keras usaha mereka. Hargai setiap usaha kerasnya agar
senang berusaha keras meskipun mengalami tantangan yang berat.
Jika Anda lebih menghargai pencapaian hasil,
anak akan lebih fokus pada hasil semata, bagaimanpun caranya jujur ataupun
curang. Jika anak terbiasa mengAndalkan cara-cara pintas (curang), kelak saat
dewasa ia bisa tumbuh menjadi orang yang sering merugikan masyarakat.
4. Mereka lambat berkembang.
Lambat bekembang bukan berarti anak tidak bisa
berkembang. Anak mempunyai keunikan-keunikan tertentu dalam perkembangan
mereka. Nah, keunikan inilah kadang-kadang menjadi kendala dalam perkembangan
mereka. Misalnya, seorang anak yng mempunyai gaya belajar kinestetik (dengan
gerakan/mencoba), biasanya akan mengalami kesulitan jika kelas pembelajaran
yang diikuti terus menerus menggunakan gaya visual (melihat) atau auditori
(suara/ceramah/mendengar). Nah, perbedaan gaya belajar anak dengan gaya
mengajar guru seringkali membuat anak jadi lambat bekembang. Tetapi, hal itu
bukan berarti anak kita bodoh bukan? Mereka hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri terhadap gaya belajar mereka. Untuk itulah, dalam kasus
seperti ini, guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang mengakomodasi
perbedaan gaya belajar. Aktivitas kelas harus mempertimbangkan keanekaragaman
gaya belajar sehingga daya serap anak menjadi lebih cepat.
HYPNOSLEEP
Agar hypnosleep bekerja dengan sempurna ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Inilah prasyarat utama yang harus dipenuhi ketika melakukan sleeping hypnosis :
1. Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan
Anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat
melakukan sleeping hypnosis. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga
pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan
dengan kalimat positif BUKAN mengatakan apa yang tidak kita inginkan. Agar hypnosleep bekerja dengan sempurna ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Inilah prasyarat utama yang harus dipenuhi ketika melakukan sleeping hypnosis :
2. Amati jumlah tarikan nafas subjek. Hendaknya 6-8 tarikan nafas per menit, ini untuk menjamin bahwa subjek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6-7 tarikan napas per menit.
3. Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan by pass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subjek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai naga suara rendah dan datar “Ini……. (nama Anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
4. Jika subjek tertidur sangat lelap kalimat di
atas mungkin perlu diulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran
bawah sadarnya. Lanjutkan “jika kamu dengar gerakan jarit telunjuk/ibu jari
yang saya sentuh. Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh.
Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
5. Setelah itu bacakan sugesti yang telah Anda
susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan samai ke bawah sadarnya.
6. Lalu tutup dengan kalimat berikut “kalau saya
berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak
akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakkan suatu
perubahan dalam dirimu ketika bangun akan semakin sangat segar. Sekarang
tidurlah kembali dengan sangat nyenyak!”.
7. Keesokan hari dan seterusnya berlakukah
seperti telah terjadi perubahan. Jika belum melihat perubahan nyata secara
janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam
lebih dahulu. Bila perlu Anda ulangi sleeping hypnosis lagi pada malam harinya.
8. Untuk mempercepat proses perubahan siapkan
lingkungan yang kondusif. Jika sugestinya anak akan suka belajar maka Anda
tunjukkan dengan contoh bahwa Anda juga suka belajar dankatakan singkat saja
pada anak bahwa belajar itu menyenangkan.
9. Ketika ia mulai menunjukkan perubahan jangan
disabotase dengan kata-kata “”Kok tumben ya sekarang suka belajar?” atau
kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari
belajar itu makin menyenangkan ya?”.
10. Tetap jaga pikiran Anda agar positif. Jangan
mulai berpikir “Iihhh kok belum terjadi perubahan sih. Dasar anak bandel, susah
banget sih jadi baik?”.
11. Untuk setiap kasus yang Anda sugestikan beri
waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.
wah,bermanfaat banget dokter materi & tehniknya................
BalasHapusterima kasih...