NY. EKI RACHMAWATI SUBEKTI, 54 TAHUN, BEKASI BARAT :
“TYPHUS YANG TAK KUNJUNG PERGI……”
Pada bulan Pebruari 2005 saya
menderita penyakit Tifus yang menyebabkan saya harus opname di Rumah Sakit dan
relaps 3 kali dalam setahun. Saat itu selama 1,5 bulan saya di rumah tanpa
gerak. Baru setelah itu saya mulai turun dari tempat tidur, seperti ambil
sesuatu sendiri. Badan masih terasa lemas, sakit kepala, demam atau menggigil,
pencernaan tak beres, semua tulang terasa sakit. Pada awalnya hasil Widal saya
: Typhus 1/320 Anti H, Paratyphus A 1/160 Anti H, Paratyphus B 1/160 Anti H,
Paratyphus C 1/80 Anti O dan Anti H.
Di bulan Agustus Typhus saya relaps lagi. Saya kembali bedrest, diet dan
obat kimia untuk Tifus. Perlu 3 minggu untuk bisa beraktivitas terbatas di
rumah dan mulai selektif dalam melakukan kegiatan-kegiatan saya. Sampai
Oktober, rasanya badan saya lemah sekali.
Pada bulan November, saya mendapat pengobatan Tifus yang cukup banyak.
Saya minum antibiotika selama 2 minggu. Harapan saya, setelah ini Tifus saya
sirna. Namun saya shock berat ketika pada 11 November saya test Widal kembali
dan hasilnya Typhus 1/640 Anti H, Paratyphus A dan B 1/320. Dengan Widal yang
begitu tinggi, dokter memberi saya antibiotika yang paling kuat (saya lupa
namanya) selama 1 minggu. Lagi-lagi saya harus ‘istirahat’, padahal
saya merasa sudah jaga makan dan tidak beraktivitas. Karena ingin memperoleh
kepastian, saya periksa Widal lagi pada tanggal 21 November. Hasilnya membuat
saya shock kembali. Typhus 1/1280, Paratyphus A dan B 1/1280 Anti H. saya
sungguh-sungguh frustasi!!!
Saya memutuskan
untuk mencari pengobatan alternatif karena menganggap cara medis Barat tidak
dapat menyembuhkan saya. Saya mengkonsumsi sambiloto, komprey dan pegagan. Pada
tanggal 7 Desember 2005, test Widal saya Typhus 1/1280 Anti H, Paratyphus A dan
B 1/640 Anti H, tapi ada Paratyphus C 1/160. Saya memang masih merasa tidak
fit, mual, lemes dan cepat capek. Frustasi, bingung, dan tak tahu harus
bagaimana saya.
Akhirnya seorang sahabat saya
membawa jalan keluarnya dengan mengajak berobat ke PHYTO’S CLINIC, menemui
dokter Floren. Hasilnya, saya terdeteksi ada masalah di pencernaan, lambung,
persendian, asam urat, dan ada kelemahan di ginjal kiri serta osteoporosis di
pinggang dan bahu kiri. Memang lengan kiri saya tak bisa
digerakkan ke belakang, nyeri dan kaku rasanya. Tentu saja Tifus saya
terdeteksi pula. Saya mulai mengkonsumsi pengobatan yang diberikan dr.Floren
dan menjalani diet sesuai anjuran pada tanggal 10 Pebruari 2006. Tanggal 28
Pebruari 2006 saya test Widal lagi, hasilnya : Typhus 1/160 Anti H, Paratyphus
A 1/160 Anti H. Luar biasa!!!
Saya kembali optimis dan
bersemangat dalam hidup. Osteoporosis dan asam urat yang saya derita dan memang
penyakit keturunan, menjadi sirna juga. Lengan saya sudah bisa digerakkan
dengan bebas dan tak terasa sakit lagi. Saya mulai aktif di kegiatan dan
fitness mulai Maret 2006. Awal Juli saya diajak anak saya bersama
teman-temannya mendaki gunung Rinjani di pulau Lombok, dengan ketinggian 3800
meter. Saya mendaki sampai 3400 meter, dan sungguh pengalaman yang menakjubkan
di usia saya yang 53 tahun kala itu, dapat menikmati karunia Tuhan yang begitu
indah. Saya sungguh bersyukur dapat bertemu dengan dr.Floren dan sembuh dari
Tifus. Sekarang saya sedang menggarap landscape jalan tol yang baru dibangun,
dengan kegiatan lain yang saya jalankan dengan badan yang segar.
Anda tertarik dengan terapi alami PHYTOBIOPHYSICS ini,
silakan hubungi :
RS MEILIA Cibubur, jl. Alternatif Cibubur km 1, telp. 021-8444444,
Hotline service : 085691843843.
Hotline service : 085691843843.
Atau hubungi 083870716888, 02193672372, 081511671168
untuk info lebih lanjut.
Salam Sehat Indonesia !!
Widal tidak dapat digunakan sebagai parameter typhus. Silahkan baca artikel ini
BalasHapushttp://clinicforchild.wordpress.com/2013/09/22/gejala-dan-penanganan-demam-tifoid-tifus/